Lassernews.com - Jakarta,Ada dua hal penting yang perlu kita wariskan pada anak cucu kita, pertama adalah ilmu pengetahuan, kedua adalah kelestarian alam dan ini penting sekali perlu kita ingat. Demikian dikatakan Presiden RI Ir. H. Joko Widodo didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc., Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Pol Drs. Badrodin Haiti, pada Pencanangan Gerakan Nasional penyelematan tumbuhan dan satwa liar di Pulau Karya Kepulauan Seribu, Jakarta, Kamis (14/4/2016).
Lebih lanjut Presiden RI menyampaikan bahwa Indonesia dimata dunia dikenal sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, kita dipandang sebagai negara yang mega biodiversity, kita juga dikenal sebagai negara paru-paru dunia, harapan dunia dan masa depan alam tergantung pada kelestarian alam indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden RI juga mengatakan bahwasanya menjaga kelestarian alam bukanlah sebatas menanam pohon, menjaga kelestarian alam harus dipandang keseluruhan ekosistemnya, artinya perlu diperhatikan seluruh spesies, tumbuhan dan satwa liar yang terikat dalam lingkaran kehidupan itu. Gerakan Nasional penyelamatan tumbuhan dan satwa liar adalah jawaban indonesia atas permintaan dunia kepada kita untuk menjaga paru-paru dunia.
Mengakhiri sambutannya, Presiden RI Ir. H. Joko Widodomemberikan penekanan bahwa, perlu ingatkan betul ke semua Kementerian, semua lembaga bahwa tidak boleh lagi ada gerakan-gerakan seremonial, nasional model kembang api, meriah setelah itu hilang, ini harus terus menerus gerakan nasional harus berkelanjutan dan terukur hasilnya dan tidak boleh lagi hanya melaporkan, apalagi hanya melaporkan output kegiatan.
“Kita sekarang harus betul-betul melaksanakan, mengimplementasikan dari setiap apa yang sudah kita rencanakan, yang saya ingin lihat adalah impactnya, dampaknya dari gerakan nasional penyelamatan tumbuhan dan satwa liar, berapa jenis tumbuhan yang bertambah, berapa satwa liar yang diselamatkan, berapa kadar polusi yang berkurang, kongkrit, nyata, jelas hasil-hasil yang benar, hasil-hasil yang ada manfaatnya, itu yang saya ingin lihat dan rakyat ingin lihat, kalau tidak ya sudah potong saja anggarannya,” imbuh Presiden RI Ir. H. Joko Widodo.
Selanjutnya, Presiden RI Ir. H. Joko Widodo didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, melakukan kegiatan simbolis pelepasan 200 ekor tukik penyu sisik, 4 ekor penyu sisik dewasa, penanaman atau transplantasi karang sebanyak 1000 specimen, penanaman 5.000 bibit mangrove dan pelepasan 4 ekor elang bondol serta 200 ekor burung lainnya.
Dalam kesempatan yang sama Presiden RI Ir. H. Joko Widododidampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menerima buku “Save Our Littoral Life” yang diserahkan Dankormar Mayjen TNI (Mar) Buyung Lalana, S.E. yaitu sebuah misi nyata TNI tentang penyelamatan dan pelestarian alam pesisir yang digaungkan secara luas mulai dari dasar laut sampai ke titik puncak atap bumi nusantara dengan berbagai aksi nyata seperti transplantasi terumbu karang di 51 titik area pesisir, penanaman pohon mangrove, pelepasan bibit penyu dan pembersihan kawasan laut dari sampah dengan menggandeng berbagai elemen masyarakat.
Seperti yang pernah dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bahwa Laut merupakan ekosistem yang menyatukan tiga kekayaan dunia, yaitu sumber daya mineral, keberagaman nabati serta hewani. Dengan luas perairan 3.257.483 km2 yang menutupi sekitar 70% luas NKRI, kita sadar bahwa sudah semestinya kita semua memiliki perhatian besar terhadap wilayah pesisir. Selain memiliki potensi besar, pesisir juga memiliki fungsi ekologis bagi generasi saat ini maupun yang akan datang. Rusaknya terumbu karang, menipisnya hutan mangrove pencemaran pantai, hingga kerusakan akibat eksploitasi ekonomi adalah ancaman rusaknya wilayah pesisir.
Kegiatan Pencanangan Gerakan Nasional penyelamatan tumbuhan dan satwa liar juga dihadiri Kasad Jenderal TNI Mulyono, Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksmana, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, S.Sos., Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman, Dankormar Mayjen TNI (Mar) Buyung Lalana, S.E. dan Kapolda Metrojaya Irjen Pol Moechgiarto.(Rel)
Lebih lanjut Presiden RI menyampaikan bahwa Indonesia dimata dunia dikenal sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, kita dipandang sebagai negara yang mega biodiversity, kita juga dikenal sebagai negara paru-paru dunia, harapan dunia dan masa depan alam tergantung pada kelestarian alam indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden RI juga mengatakan bahwasanya menjaga kelestarian alam bukanlah sebatas menanam pohon, menjaga kelestarian alam harus dipandang keseluruhan ekosistemnya, artinya perlu diperhatikan seluruh spesies, tumbuhan dan satwa liar yang terikat dalam lingkaran kehidupan itu. Gerakan Nasional penyelamatan tumbuhan dan satwa liar adalah jawaban indonesia atas permintaan dunia kepada kita untuk menjaga paru-paru dunia.
Mengakhiri sambutannya, Presiden RI Ir. H. Joko Widodomemberikan penekanan bahwa, perlu ingatkan betul ke semua Kementerian, semua lembaga bahwa tidak boleh lagi ada gerakan-gerakan seremonial, nasional model kembang api, meriah setelah itu hilang, ini harus terus menerus gerakan nasional harus berkelanjutan dan terukur hasilnya dan tidak boleh lagi hanya melaporkan, apalagi hanya melaporkan output kegiatan.
“Kita sekarang harus betul-betul melaksanakan, mengimplementasikan dari setiap apa yang sudah kita rencanakan, yang saya ingin lihat adalah impactnya, dampaknya dari gerakan nasional penyelamatan tumbuhan dan satwa liar, berapa jenis tumbuhan yang bertambah, berapa satwa liar yang diselamatkan, berapa kadar polusi yang berkurang, kongkrit, nyata, jelas hasil-hasil yang benar, hasil-hasil yang ada manfaatnya, itu yang saya ingin lihat dan rakyat ingin lihat, kalau tidak ya sudah potong saja anggarannya,” imbuh Presiden RI Ir. H. Joko Widodo.
Selanjutnya, Presiden RI Ir. H. Joko Widodo didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, melakukan kegiatan simbolis pelepasan 200 ekor tukik penyu sisik, 4 ekor penyu sisik dewasa, penanaman atau transplantasi karang sebanyak 1000 specimen, penanaman 5.000 bibit mangrove dan pelepasan 4 ekor elang bondol serta 200 ekor burung lainnya.
Dalam kesempatan yang sama Presiden RI Ir. H. Joko Widododidampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menerima buku “Save Our Littoral Life” yang diserahkan Dankormar Mayjen TNI (Mar) Buyung Lalana, S.E. yaitu sebuah misi nyata TNI tentang penyelamatan dan pelestarian alam pesisir yang digaungkan secara luas mulai dari dasar laut sampai ke titik puncak atap bumi nusantara dengan berbagai aksi nyata seperti transplantasi terumbu karang di 51 titik area pesisir, penanaman pohon mangrove, pelepasan bibit penyu dan pembersihan kawasan laut dari sampah dengan menggandeng berbagai elemen masyarakat.
Seperti yang pernah dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bahwa Laut merupakan ekosistem yang menyatukan tiga kekayaan dunia, yaitu sumber daya mineral, keberagaman nabati serta hewani. Dengan luas perairan 3.257.483 km2 yang menutupi sekitar 70% luas NKRI, kita sadar bahwa sudah semestinya kita semua memiliki perhatian besar terhadap wilayah pesisir. Selain memiliki potensi besar, pesisir juga memiliki fungsi ekologis bagi generasi saat ini maupun yang akan datang. Rusaknya terumbu karang, menipisnya hutan mangrove pencemaran pantai, hingga kerusakan akibat eksploitasi ekonomi adalah ancaman rusaknya wilayah pesisir.
Kegiatan Pencanangan Gerakan Nasional penyelamatan tumbuhan dan satwa liar juga dihadiri Kasad Jenderal TNI Mulyono, Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksmana, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, S.Sos., Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman, Dankormar Mayjen TNI (Mar) Buyung Lalana, S.E. dan Kapolda Metrojaya Irjen Pol Moechgiarto.(Rel)
Posting Komentar